Vemale.com - Manusia sebagai makhluk Tuhan yang diberikan kelebihan dan kesempurnaan akal dibandingkan makhluk Tuhan lainnya untuk berpikir oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hendaknya kita dapat menyukurinya dengan cara menggunakan akal pikiran kita untuk hal-hal yang positif. Namun, pernahkah kalian memikirkan sesuatu hingga melupakan waktu dan aktivitas kalian sehingga mengakibatkan kegiatan kalian berantakan? Atau kalian termasuk orang-orang yang memiliki hobi melamun sehingga akhirnya menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan?
Biasanya, orang melamun memiliki alasannya sendiri mengapa ia melamun. Alasan popular yang biasanya orang katakan ketika mereka melamun adalah karena ia sedang memiliki banyak masalah (masalah pribadi ataupun dengan orang lain), lagi bad mood, tidak ada kerjaan, dan lain-lain. Lalu, apa alasan kalian saat kalian melamun?
Melamun boleh-boleh saja, asal tau waktu dan tempatnya. Jika kegiatan melamun yang kita lakukan tidak mengganggu aktivitas kita bahkan dapat memberikan kita suatu ide-ide yang inovatif, dan membawa kita pada hal-hal yang positif, maka melamun yang kita lakukan bermanfaat untuk kita. Misalnya seperti melamun karena memikirkan bagaimana membuat suatu alat dan inovatif dan bermanfaat. Namun, jika melamun mengakibatkan aktivitas dan kegiatan kita terganggu dan membawa kita pada hal-hal yang negatif, maka hal tersebut dapat merugikan diri kita sendiri. Misalnya saja seperti melamun karena depresi ditinggal pacar selingkuh, atau karena permasalahan lain yang akhirnya membuat kita melamun secara berlebihan hingga membuat kita putus hubungan dengan lingkungan sekitar kita.
Nah, sebelum kita lebih jauh membicarakan mengenai kebiasaan melamun, tidak ada salahnya kan kalau kita mengetahui terlebih dahulu mengenai pengertian melamun itu sendiri. Melamun adalah kondisi sesaat terputusnya pikiran seseorang dengan lingkungan sekitarnya, dimana kontak seseorang menjadi kabur dan sebagian digantikan oleh khayalan visual, khususnya tentang hal-hal yang menyenangkan, harapan atau ambisi, dan dialami dalam kondisi terjaga. Melamun secara berlebihan hingga menggantikan interaksi dengan manusia di sekitarnya oleh Eli Somer Ph.D disebut sebagai maladaptive daydreaming.
Dalam kesempatan ini, saya akan menceritakan sebuah kisah nyata tentang kebiasaan melamun berlebihan yang dialami oleh seorang Mahasiswa hingga mengakibatkan ia mengalami putus hubungan dengan lingkungan sekitarnya dan tentunya merugikan dirinya sendiri.
Kasus ini terjadi pada seorang mahasiswi di salah satu Universitas Negeri di Malang. Sebut saja YR (21), awalnya ia adalah gadis yang sangat periang dan penuh semangat. Ia memulai kebiasaan melamunnya pada saat menempuh kuliah semester 2. Pada saat itu, ia berubah menjadi seorang gadis yang tertutup, suka menyendiri di kamar, melamun dengan pandangan kosong, jarang berinteraksi dengan teman-teman di kosannya, dan malas berangkat kuliah. Menurut teman-teman kuliahnya, YN sering sekali melamun di kelas, dan prestasi akademiknya juga menurun belakangan ini. Sedangkan menurut teman-teman yang tinggal satu kos dengan YN mengatakan kalau YN akhir-akhir ini sering sekali menyendiri didalam kamar, terlihat sedih, jarang ngobrol, dan jarang berangkat kuliah.
Berdasarkan sumber yang dapat di percaya, kebiasaan melamun YN ini kemungkinan dikarenakan kuliahnya. Menurut teman YN, YN pernah bercerita bahwa sebenarnya ia tidak menyukai jurusan yang ia jalani saat ini, sehingga ia merasa terpaksa menjalani kuliahnya dan akhirnya berdampak pada penurunan prestasi akademiknya dan menimbulkan ia malas berangkat kuliah. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari Universitas tersebut tanpa sepengetahuan keluarganya.
Kebiasaan melamun yang dilakukan YN tersebut kurang lebih berjalan selama hampir 2 tahun. Tepatnya ketika YN memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah tanpa sepengetahuan keluarga dan teman-temannya.
Melihat kasus tersebut, menurut kalian apa tips atau saran yang tepat untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan melamun YN dan mengembalikan lagi sifat YN yang periang dan penuh semangat tersebut?. Nah, kalau saya pribadi sebagai seorang calon sarjana psikologi, tips atau saran yang dapat saya berikan adalah:
Itulah sedikit tips atau saran yang dapat saya berikan pada kasus YN, semoga dapat bermanfaat baik untuk YN maupun kalian semua yang membacanya.