Menjadi Atasan Yang Dicintai Karyawan
Rabu, 21 Mei 2014 15:30

Vemale.com - Menjadi seorang Boss atau atasan idaman bukanlah hal yang sulit. Selain skill dan keahlian juga dibutuhkan wawasan yang luas agar tidak ketinggalan informasi penting dan selalu up to date. Satu lagi, menjadi atasan idaman tidaklah harus membunuh karakter sendiri sehingga mentang-mentang mendapat posisi yang tinggi, Anda akan berubah menjadi orang lain.


Hal yang bijak, wewenang sebagai atasan untuk bisa mengayomi dan memberi pengarahan terhadap anak buah agar tujuan perusahaan dengan kata lain revenue atau target perusahaan tercapai. Di mana pun, semua tak akan datang dengan sendirinya atau hanya mengandalkan keahlian Anda sendiri sebagai atasan, tanpa diiringi kerja sama para staff bawahan Anda. Rasanya mustahil pekerjaan akan tercapai dengan baik. Team work yang baik, akan tercapai saat anda juga para staff Anda merasakan chemistrynya (ikatan hubungan batin) sehingga terbentuk rasa nyaman, enjoy dan rasa betah pun akan dirasakan bersama.

Sebenarnya menjadi atasan yang otoriter dan arogan memiliki banyak kerugian. Bukan hanya hubungan baik antar personal akan rusak. Melainkan juga pencapaian tujuan perusahaan pun akan terbengkalai. Kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan saat bekerja tanpa membuahkan solusi yang tepat terhadap kendala-kendala yang sering ditemukan dalam perusahaan. Perasaan tertekan, stress bahkan berujung pada konflik intern akan sering ditemukan saat Anda menjadi atasan yang otoriter,arogan bahkan penuh kecurigaan. Bagaimana pun juga, walau dengan posisi tinggi sekalipun, tanpa kontribusi anak buah, keberhasilan perusahaan rasanya akan susah payah untuk diraih. Oleh karena itu, tidak ada ruginya kan Anda memebaca beberapa tips berikut guna membangun hubungan yang baik demi tujuan kemajuan bersama:

Membina hubungan yang baik secara personal dengan semua karyawan


Tak ada salahnya walaupun Anda seorang atasan, memberi selamat (Greeting) terhadap anak buah untuk memberi mereka semangat, agar mereka siap menyongsong hari-hari mereka khususnya di tempat kerja.

Memberi reward (penghargaan) pada karyawan yang loyal dan berprestasi


Perlu ditekankan, jangan pelit pujian terhadap bawahan. Hal ini secara psikologis akan membuat karyawan merasa dihargai dan dianggap ada serta dibutuhkan sehingga mereka akan semangat berkarya, tanpa dihinggapi rasa malas-malasan untuk bekerja di perusahaan Anda. Reward juga bisa diberikan dalam bentuk hadiah, pujian bahkan penilaian positif dalam bentuk sertifikat-sertifikat/piagam penghargaan.

Berbagi ilmu dan keahilian.


Tidak akan berkurang ilmu yang Anda bagikan kepada orang lain. Malah yang ada ilmu Anda akan semakin bertambah. Di saat Anda mengajari orang lain, otomatis Anda juga belajar untuk mengingat dan mengulang kembali ilmu serta keahlian yang Anda miliki. Pastinya para karyawan akan merasa diperhatikan sehingga masalah ilmu dan keahlian pun mereka dapatkan pengajaran langsung dari atasannya. Walaupun cari ini bisa Anda wakilkan pada staff senior di bawah Anda, namun sebagai atasan yang bijak, Anda bisa mengajarkan langsung dengan sukarela.

Memberi teguran dengan bijak bila karyawan melakukan kesalahan ataupun kelalaian namun secara personal 


Jangan pernah menegur karyawan di depan orang banyak yang dapat membuat mentalnya makin down (lemah) sehingga berakibat mereka akan kurang fokus bekerja. Bahkan berbalik menghasilkan sebuah kebencian atau bahkan perlawanan yang berujung konflik. Sampaikan teguran atau masukan Anda sebagai atasannya bisa dengan lisan secara sopan, ataupun tulisan/email namun dengan bahasa yang educated. Ingat Anda sebagai atasan otomatis akan menjadi panutan dan teladan bagi karyawannya. Jadi bersikaplah terpelajar namun bijaksana terutama di saat karyawan Anda melakukan kesalahan atau pelanggaran.

Open minded terhadap perubahan-perubahan di lingkungan perusahaan


Bukan jamannya lagi menjadi atasan yang otoriter yang hanya mau didengar bawahan tanpa memberi kesempatan bagi bawahannya untuk mengeluarkan ide-ide apalagi masukan-masukan yang bersifat membangun. Atasan juga seorang manusia yang penuh kekurangan. Namun menjadi atasan bukan superpower yang menutup mata dan telinga terhadap masukan-masukan khususnya dari para karyawannya. Bila dirasa ide-ide yang disampaikan cukup briliant, tidak ada salahnya sebagai atasan menerimanya dengan lapan dada. Menerima masukan dari karyawan bukan berarti akan menjatuhkan posisi Anda sebagai atasan namun lebih membina hubungan yang erat dan solid dengan bawahannya.

Menjadi pendengar yang baik


Anda sebagai atasan di kantor memiliki fungsi sebagai guru ataupun orang tua yang harus memberikan waktu, walau sekedar hanya mendengarkan keluh kesah bawahannya. Jangan sampai Anda menciptakan jarak yang justru akan mempersulit Anda dalam mengontrol kondisi para karyawannya. Namun bila Anda melungkan waktu, saat bawahan mau berbagi/share, siapa tahu nasihat Anda bisa memberikan solusi pada permasalahan yang mereka hadapi sehingga bisa membakar semangat mereka untuk tetap fokus dalam pekerjaan.

Dengan adanya perubahan jaman, di mana para karyawan Anda posisikan sebagai partner bukan employee (bawahan) setidaknya akan membentuk jalinan yang sinergis, bahu-membahu dalam kerjasama demi tercapaikan keberhasilan perusahaan. Jadilah atasan yang peka terhadap karyawan. Pastinya mereka pun akan timbal balik. Lebih loyal, lebih menghargai, dan lebih fokus dalam pekerjaannya dan tentu saja Anda sebagai atasannya akan merasakan manisnya keberhasilan dari teamwork yang baik, erat dan solid!


Penulis
Suhartini
www.facebook.com/dede.binttazharmansyur


KOMENTAR NEWS